Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Unggas.co.id – Memulai usaha ternak ayam broiler bisa menjadi langkah bijak untuk meraih kesuksesan finansial. Namun, langkah awal memerlukan pemahaman mendalam mengenai cara ternak ayam broiler dengan benar.
Termasuk pemahaman terkait pakan, perkandangan, dan pemilihan bibit yang menjadi faktor kunci kesuksesan usaha ternak ayam broiler. Dengan memahami semua aspek ini, diharapkan dapat membantu para pemula menjalankan bisnisnya dengan lancar dan memperoleh keuntungan yang maksimal.
Nah, di sini unggas.co.id akan membahas panduan ternak, juga memberikan gambaran perhitungan modal dan keuntungannya. Sehingga informasi ini menjadi panduan yang andal untuk para calon peternak ayam broiler pemula.
Meski tanpa pengalaman, dengan mengikuti panduan berikut, Anda bisa menjalankan bisnis ternak ayam broiler dengan lebih baik dan potensi keberhasilannya pun meningkat.
1. Persiapan Kandang
Syarat utama dalam beternak adalah kandang. Buatlah kandang yang sesuai standar standar pemeliharaan, yakni sekitar 8-10 ekor/m2.
Jika ingin mulai memelihara 100 ekor, maka luas kandang yang dibutuhkan minimal adalah 3 x 4,1 m.Â
2. Persiapan Tempat untuk DOC
DOC atau bibit ayam broiler memerlukan pemeliharaan khusus. Biasanya, DOC akan dipelihara dalam box atau menyekat kandang yang sudah ada, dikarenakan anak ayam tidak memerlukan tempat yang luas. Lantai diberikan alas koran/semen yang sudah dibersihkan.
Gunakan lampu pijar dengan suhu 28-35° C agar maksimal dalam memberikan kehangatan pada DOC dan mengurangi angka kematiannya. Jumlah lampu yang terpasang sebanyak 2 buah, dengan ketinggian sekitar 25 cm.
Memasuki usia ke-8 sampai dengan usia ke-15 hari, pemanasan lampu pijar hanya perlu dinyalakan saat malam hari saja.
Setelah habis masa brooding (umur seminggu), sekat dibuka untuk perluasan tempat.
3. Pemberian Pakan dan Obat-obatan
Kebutuhan nutrisi wajib terpenuhi agar ayam broiler bisa mendapatkan pertumbuhan yang maksimal dan berkualitas. Adapun kebutuhan pakan rata-rata per ekor adalah 2,25 kg.
Jumlah tersebut sudah mampu memenuhi target bobot ayam siap panen. Artinya, kebutuhan pakan secara umum untuk 100 ekor ayam sekitar 225 kg atau 5 sak.Â
Di samping memenuhi kebutuhan pakan, penting untuk memberikan obat-obatan guna menjaga ayam tetap sehat dan terhindar dari penyakit.
Beberapa contoh merek yang sering digunakan dan bisa dipertimbangkan ialah Vita Chicks, Vita Stress, Doxyvet, dan Therapy.
Secara detail mengenai pemberian pakan dan vitamin akan kami bahas pada poin tahap pemeliharaan.
4. Tahap Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan mencakup tahap pembesaran (minggu pertama-keempat) dan tahap penggemukan (minggu kelima-keenam). Masing-masing memiliki ketentuan yang berbeda, terkait kebutuhan pakan, minum, dan juga vaksin.
Cara ternak ayam broiler yang wajib diperhatikan adalah tahap pemeliharaan, berikut penjelasannya:
Pakan: Berjenis crumbles (butiran-butiran kecil) dengan protein 22-24 dan energi 2800-3500 Kcal. Per 100 ekor ayam membutuhkan pakan 1,7 kg/hari.
Minum: Air minum hangat dicampur gula (50 gr/liter air) dan vitamin sesuai dosis). Kebutuhan jumlah air minum sekitar 1,8 liter/hari/100 ekor.
Pakan: Per 100 ekor ayam membutuhkan 4,3 kg/hari. Kandungan gizi tetap sama dengan tahap pemeliharaan minggu pertama.
Minum: Air dicampur dengan vitamin. Kebutuhan air meningkat, menjadi 3,1 liter/hari/100 ekor.Â
Matikan pemanas pada siang matahari terik. Namun, sudah mulai diberikan vaksinasi. Ketentuannya sebagai berikut, beserta pakan dan minum.
Pakan: Dibutuhkan pakan sebanyak 6,6 kg/hari untuk 100 ekor, dengan kandungan gizi yang sama di minggu pertama.Â
Minum: Air dicampur dengan vitamin. Kebutuhan air menjadi 4,5 liter/hari/100 ekor.
Vaksin: Tepat di usia 21 hari, berikan vaksin melalui suntikan atau air minum. Jika diberikan melalui air minum, hentikan pemberian minum beberapa saat terlebih dahulu sampai ayam merasa haus.
Usia ayam broiler pada minggu keempat sudah memiliki bulu yang lebat sehingga pemanas tidak lagi diperlukan.
Pakan: Kebutuhan pakan meningkat menjadi 9,1 kg/hari untuk 100 ekor ayam dengan kandungan gizi yang sama di usia minggu ke-1.
Minum: Air ditambah vitamin. Kebutuhan air sekitar 7,7 liter/hari/ekor.
Pada hari ke-28, lakukan kontrol bobot ayam dengan minimal berat 1,25 kg per ekor. Selagi melakukan pemantauan berat badan, perhatikan kesehatan ayam yang mana pada usia ini rentan terkena penyakit.
Jumlah kotoran yang dikeluarkan tergolong tinggi sehingga perlu memperhatikan tatalaksana lantai kandang. Lakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaganya tetap kering.
Pakan: Per ekor membutuhkan 11,1 kg/hari.
Minum: Air dicampur vitamin, dengan kebutuhan minum 7,7 liter/hari/ekor.
Lakukan lagi pemantauan bobot dengan berat badan minimal 1,8-2 kg/ekor. Ayam sudah dapat dipanen.
Beberapa peternak memperpanjang masa pemeliharaan hingga minggu keenam untuk mencapai bobot hingga 2,25 kg/ekor. Dengan ketentuan pemberian pakan dan minum sebagai berikut.
Pakan: Dibutuhkan 12,9 kg pakan untuk 100 ekor ayam.
Minum: Sama dengan minggu sebelumnya.
5. Panen
Hasil panen tidak hanya berupa daging saja, melainkan tinja dan kotoran kandang yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik.
Beberapa peternak memilih pengelolaan hasil panen sendiri guna mendapat harga jual lebih tinggi. Pengolahan pasca panen terdiri dari:
Sebelumnya, sudah disebutkan perihal ukuran kandang. Di bawah ini adalah hal-hal terkait perkandangan yang penting untuk diperhatikan dalam cara ternak ayam broiler.
Disarankan untuk menaruh kandang di daerah lebih tinggi untuk menghindari genangan air saat hujan.
Menghadap ke arah barat dan timur untuk memperoleh sinar matahari, berdekatan dengan sumber air minum, jauh dari pemukiman penduduk sekitar 10 meter dari rumah, dan hindari area bising.
Tipe kandang dibedakan berdasarkan tiga jenis, yakni kandang panggung tanpa alas, di mana kotoran langsung jatuh ke tanah. Selain tidak perlu repot membersihkan kandang, sirkulasi udaranya sangat baik.
Jenis kandang lainnya bermodel panggung dengan alas litter agar ayam merasa hangat dan nyaman. Terakhir bertipe litter yang banyak dipilih para peternak karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pastikan kayu-kaya yang membentuk dinding kandang berjarak 5 cm untuk menjaga sirkulasi udara tetap lancar.
Pembuatan kandang tergolong fleksibel. Disesuaikan dengan kemampuan pemula. Bukan masalah memilih bahan yang murah asalkan memiliki daya tahan yang kuat. Semisal, dengan dinding kayu bambu, kayu gelam, atau rempesan dengan atap dari daun rumbia.
Pengaturan suhu tidak kalah penting dalam pemeliharaan ayam broiler. Suhu ideal kandang sekitar 32-34° C (minggu ke-1), 27-29° C (minggu ke-2), 25-25° C (minggu ke-3), 23-24° C (minggu ke-4), dan 21-23° C (minggu ke-5).
Bibit (DOC) merupakan kunci utama keberhasilan beternak broiler. Bibit yang baik dan sehat memiliki ciri-ciri di antaranya:
Apabila saat pembelian menemukan tanda kurang sehat, pisahkan bibit tersebut dari kawanannya.
Cara ternak ayam broiler sudah dijelaskan secara rinci. Mari menghitung modal yang dibutuhkan untuk pemula yang ingin memulai bisnis ini, sekaligus memproyeksikan keuntungan yang didapat tiap bulan. Kami hitung berdasarkan skala pemeliharaan 100 ekor.
Ini adalah modal yang bisa digunakan berulang kali, terkait pembuatan kandang dan perlengkapannya.
Kebutuhan | Biaya |
Biaya pembuatan kandang | Rp 1.000.000 |
Tempat pakan 4 buah x Rp 35.000 | Rp 140.000 |
Tempat minum 4 buah x Rp 10.000 | Rp 40.000 |
Baby chick 2 buah x Rp 10.000 | Rp 20.000 |
Lampu pijar 2 buah x Rp 6.000 | Rp 12.000 |
Lampu penerang 1 buah x Rp 10.000 | Rp 10.000 |
Total | Rp 1.222.000 |
Ini adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin untuk memelihara ternak. Berkaitan langsung dengan pembelian bibit, pakan, obat-obatan, dan biaya listrik.
Kebutuhan | Biaya |
Bibit DOC ayam broiler 100 ekor x Rp 6.000 | Rp 600.000 |
Pakan 5 sak x Rp 389.000 | Rp 1.945.000 |
Obat-obatan | Rp 50.000 |
Biaya listrik | Rp 60.000 |
Total | Rp 2.655.000 |
Sebelum menentukan keuntungan, tidak kalah penting melakukan riset harga pasar. Harga ayam broiler tertinggi antar daerah berbeda-beda.
Daerah | Harga/kg |
DKI Jakarta | Rp 26.000 |
Banten | Rp 26.000 |
Jawa Barat | Rp 26.000 |
Jawa Tengah | Rp 21.500 |
Jawa Timur | Rp 22.000 |
Kalimantan Selatan | Rp 22.500 |
Kalimantan Timur | Rp 23.500 |
Kalimantan Tengah | Rp 20.500 |
Kalimantan Barat | Rp 27.500 |
Sulawesi Barat/Selatan | Rp 20.500 |
Sulawesi Tengah | Rp 24.500 |
Sulawesi Utara | Rp 26.000 |
Gorontalo | Rp 26.000 |
Lampung | Rp 25.000 |
Sumatera Selatan | Rp 24.500 |
Bengkulu | Rp 25.000 |
Jambi | Rp 24.500 |
Sumatera Barat | Rp 26.000 |
Riau | Rp 25.500 |
Sumatera Utara | Rp 26.500 |
Aceh | Rp 26.500 |
Bali | Rp 23.000 |
NTB | Rp 23.000 |
NTT | Rp 31.000 |
Harga tersebut dapat menjadi pertimbangan seorang peternak broiler pemula dalam menentukan lokasi bisnis untuk mendapatkan keuntungan tertinggi. Namun, penting untuk memperhatikan biaya operasional.
Dalam berbisnis, ada kemungkinan ayam broiler mati dengan persentase 5%. Artinya, dalam 100 ekor, hanya 95 ekor tersisa.
Semisal, bobot telah mencapai 2,25 kg dalam kurun waktu pemeliharaan selama 30 hari. Berdasarkan harga terbaru ayam broiler khusus daerah Jakarta, per kilogram ayam broiler dijual seharga Rp 26.000. Mari menghitung keuntungan budidaya ayam broiler 100 ekor.
Jadi, keuntungan ternak ayam broiler sekali panen dalam waktu 30 hari ialah Rp 2.902.000. Bahkan, keuntungan tersebut dapat menutupi modal tetap.
Untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak, peternak bisa menjual ke konsumen langsung, semisal ke tetangga sekitar, menjual secara online, hingga menawarkan kerja sama jangka panjang ke sejumlah restoran dan rumah makan.
Semoga cara ternak ayam broiler ini bermanfaat!